Selamat Datang di pengadilan agama Samarinda   Click to listen highlighted text! Selamat Datang di pengadilan agama Samarinda Powered By GSpeech

WhatsApp Image 2020 02 15 at 13.34.59

Written by Super User on . Hits: 3414

JAGALAH SHALAT, KARENA PERTAMA DIHISAB

Oleh, Taufikurrahman.

Hisab atau perhitungan amal di akhirat  adalah sebuah proses yang harus  dijalani oleh setiap orang.  Perhitungan itu menggunakan “timbangan” yang maha adil  sehingga tidak ada yang teraniaya walau sekecil apapun amalnya. Jaminan Allah  terhadap keadilan itu disebutkan  dalam surat Al-Anbiya ayat 47; Maka kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorangpun dirugikan walau sedikit, sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala), dan cukupkanlah Kami yang membuat perhitungan.  

              Dari hasil timbangan atau perhitungan  itu, akan diserahkan kepada setiap orang berupa kitab catatan amalnya. Jika kitab catatan diberikan   dari arah kanannya, sebuah pertanda orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai dan mendapat balasan surga yang tinggi.  Selain itu ada pula yang menerima kitab catatan dari arah kiri, sebuah pertanda kesedihan yang  menimpanya.    

              Para ulama berbeda pendapat mengenai kitab dimaksud. Apakah kelak memang akan ada kitab tertulis, atau ini merupakan kiasan tentang kesempurnaan pengetahuan Allah tentang amal-amal manusia sekaligus kesadaran manusia dan pengakuannya tentang amal yang pernah dikerjakan. Karena itu kita harus meyakini bahwa  tidak ada satu aktivitas manusiapun selama hidupnya di dunia yang dapat disembunyikan, semua terekam.[1]

              Selama di dunia tentu banyak amal yang dikerjakan oleh manusia, terutama amal yang menyangkut ibadah dan penghambaan kepada Allah. Dalam perhitungan di akhirat ada yang menjadi prioritas utama yang menjadi tumpuan perhatian, sehingga jika amal tersebut baik dan sempurna, maka amal dan perbuatan yang lainnya akan sempurna pula. Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa yang pertama dihisab di hari kiamat nanti adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya.

              Shalat memang  rukun Islam yang kedua diantara yang lima. Ada hal yang menarik untuk diungkapkan, mengapa shalat menjadi ukuran pertama, mengapa tidak puasa yang bila dilihat dari segi waktu mengerjakan cukup lama, dari terbit fajar hingga tenggelam matahari.  

              Selain puasa, ada ibadah haji. Tidak semua orang Islam dapat melakukan ibadah haji. Hanya mereka yang mempunyai kemampuan dari segi finansial dan kesehatan.  Mengapa ibadah ini tidak disebutkan sebagai ibadah yang pertama dihisab?

              Begitu juga dengan rukun Islam yang keempat yaitu zakat. Kewajiban zakat terutama zakat mal,  hanya tertentu pada orang-orang yang memiliki  harta dan telah sampai nisab.  Ibadah  zakat juga bukan hal yang pertama diperhitungkan di akhirat nanti.

              Rukun Islam yang pertama adalah syahadatain. Pengucapan dua kalimat syahadat merupakan awal seseorang disebut sebagai muslim. Sebagai sebuah ikrar keyakinan kepada Allah dan percaya kepada nabiNya. Hal itupun tidak disebut sebagai ibadah pertama yang dihisab pada hari kiamat nanti.

              Dengan tidak bermaksud  melebihkan  antara satu ibadah dengan yang lainnya, uraian ini hanya sebuah renungan terhadap  sabda nabi yang menyatakan; Awwalu maayuhaasabu bihi al-abdu, yaumal qiyamah, ashshalah. Pertama dihisab amal seorang hamba di akhirat kelak adalah shalat.

              Shalat adalah ibadah yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Itulah diantara definisi yang diberikan oleh sebagian ulama fikih. Untuk keabsahan shalat  tersebut, harus dikerjakan  sesuai dengan syarat dan rukunnya. Sebagian ulama juga menambahkan bahwa disamping memenuhi syarat dan rukun, shalat dikerjakan dengan khsuyu’. Shalat yang di dalamnya terjadi kontak batin dengan intens dan komunikasi efektif itulah yang disebut dengan shalat khusyu’.[2] Demikian pendapat diantara ulama.

              Shalat yang  dikerjakan telah sesuai syarat dan rukunnya dan dilakukan dalam kondisi khusyu’, kondisi dimana seseorang merasakan bahwa dirinya sedang berhadapan dengan Allah. Kendatipun ia tidak melihat Allah, tetapi hatinya tahu bahwa Allah melihatnya, sebuah ibadah yang bernilai tinggi di hadapan Allah.

              Kondisi menghadirkan Allah di hatinya dalam pelaksanaan shalat membuat seseorang tidak ada kesempatan mengingat yang lainnya. Meskipun waktu untuk mengerjakan shalat tidak terlalu lama seperti puasa, haji, dan mungkin hanya lima menit atau lebih, ternyata memusatkan fikiran, perasaan, ucapan dan perbuatan yang terfokus kepada Allah semata adalah suatu perbuatan yang berat yang memerlukan latihan serta konsentrasi kuat. Inilah yang disebutkan oleh Allah dalam firmannya surat Al-Baqarah ayat 45, Dan (shalat) itu  sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.

              Jika shalat hanya dikerjakan memerlukan waktu antara lima menit atau sepuluh menit, tetapi dilakukan penuh konsentrasi.  Berbeda dengan puasa tidak ada kewajiban konsentrasi seperti di dalam shalat. Selanjutnya kalau puasa tidak boleh makan dan minum, maka shalatpun tidak sah dilakukan sambil makan atau minum. Jika puasa masih bisa tidur, berbeda dengan shalat jangankan tidur, konsentrasi pikiran pun harus tertuju pada shalat.

              Begitu juga  zakat dilakukan oleh orang yang memiliki harta dan sampai  nisab yang ditentukan, dan harta diperoleh oleh masa dan waktu tertentu serta sampai waktu setahun (haul),  maka shalat juga harus dilakukan pada waktu yang telah dientukan. Firman Allah; Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (An-Nisa 103). Karena itu zakat dikeluarkan karena harta yang telah mencapai nisab, dan harta  diperoleh dengan menggunakan waktu, maka shalatpun dikerjakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Disini antara shalat dan zakat memiliki unsur yang sama-sama harus ada pada kedua ibadah itu.

              Sedangkan syahadatain sebagai rukun Islam pertama, ternyata sebuah bacaan yang merupakan bagian dari bacaan yang ada di dalam shalat. Artinya jika orang melaksanakan shalat, maka iapun membaca syahadatain, tetapi jika seseorang hanya membaca syahadatain saja belum tentu dalam keadaan shalat. Adanya unsur syahadatain dalam shalat, merupakan keutamaaan shalat sehingga shalat merupakan ibadah yang pertama dihisab di hari kiamat.

              Selanjutnya ibadah haji dilaksanakan di  Mekkah atau ke Baitullah, karena melakukan tawaf adalah salah satu rukunnya, maka shalat juga dilakukan  menghadap Baitullah. Berarti kedua ibadah ini sama-sama memuliakan Baitullah, sehingga dapat dikatakan ada unsur kesamaan dari kedua ibadah  yaitu shalat dengan haji.

              Dari uraian di atas telah ditemukan jawaban mengapa  shalat dikatakan ibadah yang pertama dihisab pada hari kiamat nanti. Jawabannya adalah  semua unsur dari rukun Islam telah diwakili oleh shalat. Syahadataini, dibaca di dalam shalat, unsur puasa tidak makan dan minum dan lain-lainnya juga ada di dalam shalat,  zakat yang hartanya diperoleh dengan menggunakan waktu dan pelaksanaannya di waktu-waktu yang telah ditentukan  memiliki kesamaan dengan shalat yang dikerjakan pada waktu-waktu tertentu. Begitu juga ibadah haji sebagai refleksi dari memuliakan baitullah, maka shalatpun juga menghadap Baitullah sebagai penghormatan atas Baitullah. Karena itu jika shalat telah dikerjakan dengan baik, maka ibadah-ibadah lainnya juga akan baik. Karena itu shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar sehingga dapat menyelamatkan manusia di dunia dan di akhirat.

Samarinda, 25 Ramadhan 1443 H.

 

[1] M. Quraish Shihab, Kehiupan Setelah Kematian Surga yang dijanjikan al-Qur’an, Lantera hati, jakarta,  2008, h. 137.

[2] Moh. Sholeh,  Pelatihan Shalat Tahajjud, Mizan, Jakarta, 2009, h. 9.

 

Download File PDF

Hubungi Kami

Pengadilan Agama Samarinda

JL. Ir. H. JUANDA NO 64. SAMARINDA
KALIMANTAN TIMUR

 

Telp: 0541-742018

Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Email Tabayun : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

fb.logo instagram 1581266 960 720

maps1 Lokasi Kantor

Copyright IT Support PA.Smd@2025
Click to listen highlighted text! Powered By GSpeech