MU’JIZAT AL-QUR’AN

Oleh, Taufikurrahman

              Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harpiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.^[1]

              Al-Qur’an  adalah petunjuk Allah Swt yang bila dipelajari akan membantu manusia  menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ditemui dalam kehidupan ini. Apabila dihayati dan kemudian diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa  dan karsa mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan untuk stabilitas dan ketenteraman hidup secara pribadi maupun kehidupan di masyarakat.

              Dengan gaya bahasanya yang merangsang akal dan menyentuh rasa, dapat menggugah manusia menerima dan memberi kasih dan keharuan cinta, sehingga dapat mengarahkan kita untuk sebagian dari apa yang kita miliki untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia.

              Para ulama sepakat bahwa Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Hanya saja mereka berbeda pendapat dari segi mana Al-Qur’an itu mu’jizat. Paling tidak ada 3 pendapat ulama tentang Al-Qur’an sebagai mu’jizat tersebut, yaitu;

1. Dari segi bahasa.

Al-Qur’an menggunakan bahasa arab, bahasa tempat diturunkannya. Keindahan gaya bahasanya tidak dapat ditiru oleh orang-orang arab sekalipun. Al-Qur’an menantang bahwa tidak seorangpun yang mampu menandinginya. Dalam surat Al-Isra ayat 88 Allah berfirman: Katakanlah seandainya manusia dan jin berkumpul untuk menyusun semacam Al-Qur’an ini, mereka tidak akan berhasil menyusun semacamnya, walaupun mereka bekerja sama.   Mereka yang ahli sastra arab jaman itu tidak mampu menandingi bahasa Al-Qur’an. Kosakata yang terdapat di dalam Al-Qur’an  menurut M. Quraish Shihab berjumlah 77. 439 (tujuh puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh sembilan) dengan jumlah huruf  323.015 (tiga ratus dua puluh tiga ribu lima belas) huruf yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. Misalnya, kata hayat  berarti hidup terulang sebanyak antonimnya maut berarti mati, masing-masing 145 kali. Kata Akhirat terulang 115 kali sebanyak kata dunia, malaikatterulang 88 kali sebanyak kata setan, tuma’ninah (ketenangan) terulang 13 kali sebanyak kata  dhiyq (kecemasan), panas terulang 4 kali sebanyak kata dingin.Demikian pula kata infaq terulang sebanyak kata yang menunjuk dampaknya yaitu ridha (kepuasan) masing-masing 73 kali, kikir sama dengan akibatnya yaitu penyesalan masing-masing 12 kali. Masih banyak keseimbangan lainnya, seperti kata yaum (hari) terulang sebanyak 365, sejumlah hari dalam setahun, kata sahr (bulan) terulang 12 kali juga sejumlah bulan dalam setahun.^[2]Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan oleh Al-Qur’an sangat indah dan tidak bisa ditiru oleh siapapun. Itulah namanya mu’jizat.

2. Dari segi hukum yang dikandungnya.

Hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an mampu bertahan sepanjang masa tanpa ada perubahan. Sejak zaman Nabi Muhammad saw sampai sekarang di abad 20 an ini, tidak ada satu syariatpun yang berubah aturan hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Dan tidak seorangpun yang dapat merubah atau berusaha merubahnya. Keotentikannya dijamin oleh Allah dan selalu terpilihara. Jaminan tersebut dijelaskan oleh Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 9: Sesungguhnya Kami yang menurunkannya dan Kamilah yang memelihara-Nya.

Dengan jaminan ayat di atas, setiap muslim  percaya bahwa apa yang dibaca dan yang didengarnya sebagai Al-Qur’an  tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah Saw, dan yang didengar serta yang dibaca oleh para shahabat Nabi Saw.^[3]Lalu bagaimana cara Allah memeliharanya. Menurut sebagian ulama, kalimat yang di dalamnya mengandung “kami” itu berarti ada keterlibatan manusia dalam pemeliharaannya, sebagai contoh jika ada yang keliru membaca Al-Qu’an baik di dalam shalat maupun di luar shalat, maka kewajiban yang lainnya membetulkan. Begitu juga jika kesalahan dalam percetakan, maka tanpa dikomando pun orang berduyun-duyun memberikan koreksinya. Hal ini sebuah bukti bahwa Al-Qur’an selalu terjaga dari kekeliruan dan perubahan.

3. Kemampuan Al-Qur’an menceritakan sejarah masa lalu.

Kemampuan Al-Qur’an menceritakan sejarah para nabi dan orang-orang dahulu sejak zaman Nabi Adam sampai sekarang merupakan mu’jizat Al-Qur’an yang tidak dapat ditandingi.Kemampuan Al-Qur’an memaparkan cerita masa lalu  seperti sejarah Adam sejak diciptakan, dimasukkan ke surga dan digoda syaitan kemudian diturunkan ke dunia. Dengan bahasanya yang menarik mampu menceritakan kejadian tersebut tanpa ada yang dapat mengingkarinya. Begitu juga nabi-nabi yang lainnya, seperti nabi Yusuf, Yunus, Hud, Ibrahim dan Nabi Muhammad Saw, yang sekaligus menjadi nama surat dalam Al-Qur’an. Kisah hamba-hamba Allah taat juga diceritakan seperti kisah Maryam dan Luqman yang juga terdapat dalam nama surat di dalam Al-Qur’an. Selain itu Al-Qur’an juga mampu menceritakan tentang manusia-manusia durhaka, seperti kaum tsamud, kaum aad, fir’aun dan lain lainnya.

              Kemampuan Al-Qur’an menceritakan orang-orang yang hidup zaman dahulu, merupakan keistemewaan dan mu’jizat yang dimiliki Al-Qur’an.

            Samarinda, 23 Ramadhan 1443 H.

 

^[1] M. Quraish Shihab,  Wawasan Al-Qur’an,  cet. Ke-3, Mizan, Jakarta, 1996, h. 3.

^[2] Lihat M. Quraish Shihab, Wawsan Al-Qur’an, h. 4.

^[3] M. Quraish Shihab,  Membumikan Al-Qur’an, cet.ke-9, Mizan, Jakarta, 1995, h. 21.

 

Download File PDF