MEMPERBANYAK ISTIGHFAR
Oleh; Taufikurrahman.
Hari ini kita memasuki hari kesebelas di bulan ramadhan. Salah satu amalan yang sering dibaca pada hari sepuluh kedua bulan ramadhan adalah istighfar seperti ucapan;
اللهم اغفر لى ذنوبى يا رب العالمين :
Istigfar merupakan permohonan ampun seorang hamba kepada Tuhannya atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Dengan mengucapkan kalimat istighfar tersebut berarti seorang hamba telah bertekad untuk tidak megulangi perbuatan dosa yang telah dilakukan. Tidak terasa air mata membasahi pipi mengingat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan.
Kita harus yakin bahwa permohonan ampun setiap hambanya, niscaya Allah akan mengampuninya.Dalam hal ini Allah menjelaskan dalam surat Nuh ayat 10 -12: “ Maka aku katakan kepada mereka. Mohonlah ampun kepadaTuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. dan Dia memperbanyak harta dan anak-anaku, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Dari ayat di atas, istighfar disamping permohonan ampun terhadap dosa-dosa yang diperbuat juga akan memberikan anugerah duniawi kepada orang yang yang memperbanyak membacanya.
Imam Hasan al-Bashri pernah didatangi oleh beberapa orang yang sedang dirundung masalah hidupnya. Diantara orang tersebut berkata; tuan, sekarang dilanda kemarau panjang, sehingga banyak manusia, hewan dan tumbuhan kekurangan air, sedangkan hujan belum juga turun. Mendengar keluhan itu, ulama besar Bashrah tersebut menjawab, perbanyaklah istighfar. Kemudian datang lagi lelaki lain dan bertanya, tuan, aku menderita kemiskinan yang parah tak ada harta yang kumiliki. Dengan cepat sang Imam menjawab, perbanyaklah istighfar kepada Allah, lalu menyusul lagi giliran seorang laki-laki bertanya, tuan, telah lama aku berumah tangga, tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan istriku. kemudian beliau menjawab perbanyaklah istighfar kepada Allah. Ada lagi laki-laki lain yang la permohonan menanyakan bahwa bumi sudah tidak memberikan hasil yang baik, tetapi jawaban Imam Hasan al-Basri sama yaitu perbanyaklah istighfar kepada Allah. Akhirnya ada yang berkata, wahai tuan, mengapa begitu banyak orang mengeluh tentang berbagai persoalan yang dihadapi, engkau menjawab dengan satu jawabanya itu perbanyaklah istighfar. Dengan penuh kharismatik Imam Hasan al-Basri menjawab, bukankah Al Qur’an menjelaskan seperti itu, lalu beliau membacakan surat Nuh ayat 10 -12:
فقلتُ استَغْفِرُوا ربَّكُمْ اِنَّهُ كان غفّارا يرسل السماء عليكم مد رارا
ويمد د كم باموال وبنين ويجعل لكم جنات ويجعل لكم انهارا
Dari ayat di atas jelaslah bahwa untuk memohon sesuatu kepada Allah, terlebih dahulu membersihkan diri dari dosa dengan jalan bertobat dan memperbanyak istighfar. kepada Allah. Tobat atau istighfar tidak saja sebagai penghapus dosa, tetapi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Dengan diampunya dosa seseorang, maka jiwanya akan bersih dan permohonannya pun akan dikabulkan.
Karena itu setiap manusia pasti punya salah dan khilaf, sehingga dituntut selalu bertobat. Rasulullah Saw pun meskipun dijamin dan terpelihara dari dosa (ma’shum) tetapi selalu bertobat dan mengucapkan istighfar sebagaimana sabadanya: Demi Allah bahwasanya saya beristighfar dan bertobat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari. Dalam riwayat lain beliau menjelaskan bahwa ia beristighfar lebih dari seratus kali dalam sehari.
Semoga di bulan ramadhan ini kita juga dapat mencontoh yang diajarkan oleh Rasululah dengan memperbanyak istighfar dan semoga hidup kita selalu menjadi tenang dan mendapat kebahagiaan. Amin.
Samarinda, 11 Ramadhan 1443 H.